Ditinjau dari bentuk dan isinya, puisi dapat dibedakan menjadi:
1. Puisi epic, yaitu suatu puisi yang didalamnya mangandung cerita kepahlawanan, baik kepahlawanan yang berhubungan dengan legenda, kepercayaan maupun sejarah. Puisi epic dibedakan menjadi folk epic, yakni jika nilai akhir puisi itu dinyanyikan, dan literary epic, yakni jika nilai akhir puisi untuk dibaca, dipahami, dan diresapi maknanya.
2. Puisi naratif, Yakni puisi yang didalamnya mengandung suatu cerita, mejadi pelaku, perwatakan, setting, maupun rangkaian peristiwa tertentu yang menjalin suatu cerita. Jenis puisi yang termasuk dalam jenis puisi naratif adalah balada yang dibedakan menjadi folk ballad dan literary ballad. Ini adalah ragam puisi yang berkisah tentang kehidupan manusia dengan segala macam sifat pengasihnya, kecemburuan, kedenkian, ketakutan, kepedihan, dan keriangan. Jenis puisi lain yang termasuk dalam puisi naratif adalah poetic tale, yaitu puisi yan berisi dongeng-dongeng rakyat.
3. Puisi lirik, yakni puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala macam endapan pengalaman, sikap, maupun suasana batin yang melingkupinya. Jenis puisi lirik umumnya paling banyak terdapat dalam khazanah sastra modern Indonesia. Misalnya, dalam puisi-puisi Chairil Anwar, Sapardi Djoko Darmono, dan lain-lain.
4. Puisi dramatic, yakni salah satu jenis puisi yang secara objektif menggambarkan perilaku seseorang, baik lewat lakuan, dialog, maupun monolog sehingga mengandung suatu gambaran kisan tertentu. Dalam puisi dramatic dapat saja penyair berkisah tentang dirinya atau orang lain yang diwakilinya lewat monolog.
5. Puisi didaktik, yakni puisi yang mengandung nilai-nilai kependidikan yang umumnya ditampilkan secara eksplisit.
6. Puisi satiric, yakni puisi yang mengandung sindiran atau kritik tentang kepincangan atau ketidak beresan kehidupan suatu kelompok maupun suatu masyarakat.
7. Romance, yakni puisi yang berisi luapan rasa cinta seseorang terhadap sang kekasih.
8. Elegi, yakni puisi ratapan yang mengungkapkan rasa pedih dan kedukaan seseorang.
9. Ode, yakni puisi yang berisi pujian terhadap seseorang yang memiliki jasa atau sikap kepahlawanan.
10. Hymne, yakni puisi yang berisi pujian kepada Tuhan maupun ungkapan rasa cinta terhadap bansa dan tanah air.
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia, Adi Abdul Samad, Aminudin, Yudi Irawan, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008
Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2152818-jenis-jenis-puisi/#ixzz2EjUb1Oxs
GAYA BAHASA DALAM PUISI
Gaya Bahasa dalam Puisi
Pada puisi, majas sangat penting untuk memberi andil dalam membangun konsentrasi dan intensifikasi dari sebuah puisi. Seringkali majas dapat membuat sebait puisi menjadi padat dengan makna dan imajinasi serta memberi warna emosi tertentu pada perasaan yang mendengarkan pembacaannya.
Gaya bahasa yang sering dipakai dalam sebuah puisi adalah sebagai berikut.
a. Personifikasi, yaitu gaya bahasa yang membuat suatu benda mati bertingkah seperti manusia. Contoh: - Pucuk-pucuk teh yang menggeliat
b. Metafora, yaitu gaya bahasa yang membuat suatu benda tidak
mempunyai sifatnya yang biasa, melainkan sifat yang lain.
Contoh: -Batang usiaku sudah tinggi
c. Pengulangan, yaitu penjajaran beberapa kata, frasa, atau kalimat yang
sama.
Contoh: - Tak perlu sedu sedan itu
d. Hiperbola, yaitu gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang
berlebihan dengan maksud untuk memperhebat, meningkatkan kesan,
dan daya pengaruh.
Contoh: - Pekik merdeka berkumandang di angkasa
e. Litotes, yaitu kebalikan dari hiperbola, yaitu mengecilkan atau
mengurangi keadaan yang sebenarnya.
Contoh: - Aku bukanlah manusia yang berada
f. Ironi, yaitu gaya bahasa yang menyatakan makna yang bertentangan
dengan maksud untuk mengolok-olok.
Contoh: - Bagus benar kelakuanmu, adikmu kau pukuli
Menulis puisi berarti menciptakan, mengekspresikan seluruh ide/ gagasan dan pikiran, serta menggunakan pilihan kata (diksi) yang tepat sehingga indah dibaca dan dimaknai. Untuk itu, kamu perlu memerhatikan teknik penulisan puisi berikut.
a. Diksi, yaitu pilihan kata yang biasa digunakan penyair dengan cermat dan seteliti mungkin.
b. Daya bayang, yaitu kemampuan melihat, mendengar, dan merasakan isi yang terdapat pada puisi.
c. Gaya bahasa atau pigura bahasa, yaitu cara yang diungkapkan oleh penyair untuk menciptakan dan membangkitkan daya bayang dengan gaya bahasa, gaya kiasan, dan gaya simbol sehingga makna yang diungkapkan semakin jelas.
Pada puisi, majas sangat penting untuk memberi andil dalam membangun konsentrasi dan intensifikasi dari sebuah puisi. Seringkali majas dapat membuat sebait puisi menjadi padat dengan makna dan imajinasi serta memberi warna emosi tertentu pada perasaan yang mendengarkan pembacaannya.
Gaya bahasa yang sering dipakai dalam sebuah puisi adalah sebagai berikut.
a. Personifikasi, yaitu gaya bahasa yang membuat suatu benda mati bertingkah seperti manusia. Contoh: - Pucuk-pucuk teh yang menggeliat
b. Metafora, yaitu gaya bahasa yang membuat suatu benda tidak
mempunyai sifatnya yang biasa, melainkan sifat yang lain.
Contoh: -Batang usiaku sudah tinggi
c. Pengulangan, yaitu penjajaran beberapa kata, frasa, atau kalimat yang
sama.
Contoh: - Tak perlu sedu sedan itu
d. Hiperbola, yaitu gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang
berlebihan dengan maksud untuk memperhebat, meningkatkan kesan,
dan daya pengaruh.
Contoh: - Pekik merdeka berkumandang di angkasa
e. Litotes, yaitu kebalikan dari hiperbola, yaitu mengecilkan atau
mengurangi keadaan yang sebenarnya.
Contoh: - Aku bukanlah manusia yang berada
f. Ironi, yaitu gaya bahasa yang menyatakan makna yang bertentangan
dengan maksud untuk mengolok-olok.
Contoh: - Bagus benar kelakuanmu, adikmu kau pukuli
Menulis puisi berarti menciptakan, mengekspresikan seluruh ide/ gagasan dan pikiran, serta menggunakan pilihan kata (diksi) yang tepat sehingga indah dibaca dan dimaknai. Untuk itu, kamu perlu memerhatikan teknik penulisan puisi berikut.
a. Diksi, yaitu pilihan kata yang biasa digunakan penyair dengan cermat dan seteliti mungkin.
b. Daya bayang, yaitu kemampuan melihat, mendengar, dan merasakan isi yang terdapat pada puisi.
c. Gaya bahasa atau pigura bahasa, yaitu cara yang diungkapkan oleh penyair untuk menciptakan dan membangkitkan daya bayang dengan gaya bahasa, gaya kiasan, dan gaya simbol sehingga makna yang diungkapkan semakin jelas.
Makasih bgt bro info nya, sangat bermanfaat buat anak saya. hehe
BalasHapusJangan Lupa mampir ke blog EXPO Lowongan Kerja Terbaru ane ya Lowongan Kerja BUMN Terbaru
Bermanfaat kunjungi juga blog saya Zuhaery.Blogspot.com
BalasHapuskeren" kunjungi juga bro zalminovriwan.blospot.com
BalasHapuskeren" kunjungi juga bro zalminovriwan.blospot.com
BalasHapusSetau saya gaya bahasa itu berbeda arti dengan majas. Gaya bahasa itu sendiri adalah cara mengungkapkan gagasan dan perasaan dengan bahasa khas sesuai dengan kreativitas, kepribadian, dan karakter pengarang untuk mencapai efek tertentu, yakni efek estetik dan efek penciptaan makna (Al-Ma’ruf, 2012:9). Mungkin akan lebih baik lagi jika anda menyertakan sumber pada materi yang diberikan agar teori yang dipakaipun konkret dan sesuai :)
BalasHapusaku masih belajar nih bikin puisi, kalo boleh aku minta saran atau kritik yang membangun. kunjungi blogku yah ilhamalwiazzahra.blogspot.com
BalasHapusMakasihlur
BalasHapusDownload MYDRAKOR di GooglePlay, layanan streaming film drama korea, banyak pilihan film dan drama korea terbaru, MYDRAKOR aplikasi terbaik 2019.
BalasHapushttps://play.google.com/store/search?q=mydrakor
https://www.inflixer.com/
Makasih
BalasHapusThanks kak, bermanfaat banget
BalasHapusThaks bermanfaat jga
BalasHapusTerimakasih broo
BalasHapusMengapa dalam menulis puisi di perlukan gaya bahasa?
BalasHapusthankyou bermanfaat bgt
BalasHapus